Lompat ke konten (Tekan Enter)

medical.internotes

internist – long life learning – sharing spirit

  • Beranda
  • Topik
    • Alergi Imunologi
    • Gastroenterohepatologi
    • Geriatri
    • Ginjal Hipertensi
    • Hematologi Onkologi Medik
    • Kardiologi
    • Endokrin Metabolik
    • Psikosomatik
    • Pulmonologi
    • Reumatologi
    • Tropik Infeksi
  • Rumus/Skor
  • Presentasi

Pulmonologi merupakan salah satu subbagian di ilmu penyakit dalam.

Pulmonologi

Kriteria Light untuk Analisis Cairan Pleura

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 28 September 202028 September 2020
Kriteria Light untuk Analisis Cairan Pleura

Kriteria Light untuk Analisis Cairan Pleura

Kriteria Light adalah salah satu cara untuk analisis cairan pleura. Efusi pleura adalah terjadinya pengumpulan cairan abnormal dalam rongga pleura. Keadaan ini analog dengan cairan edema dalam jaringan. Rongga pleura adalah ruangan yang terletak antara pleura parietal yang melingkupi dinding dada dengan pleura viseral yang menutupi paru-paru, yang mengandung sedikit cairan pada keadaan normal. Akumulasi cairan yang patologis pada ruang ini disebut efusi pleura.

Efusi pleura terjadi akibat sekresi cairan secara terus-menerus dari pembuluh kapiler pada pleura parietal. Normalnya, jumlah cairan yang diproduksi sama dengan jumlah cairan yang diabsorpsi melalui aliran limfatik dari pleura viseral.

Efusi pleura terdiri atas efusi pleura transudatif dan eksudatif. Efusi pleura transudatif merupakan efusi pleura yang berjenis cairan transudat. Penyebab efusi pleura ini bisa oleh gagal jantung kongestif, emboli paru, sirosis hati (penyakit intraabdominal), peritoneal dialisis, hipoalbuminemia, atau sindrom nefrotik.

Efusi pleura eksudatif adalah efusi pleura yang berjenis cairan eksudat. Eksudat terjadi akibat peradangan atau infiltrasi pada pleura atau jaringan yang berdekatan dengan pleura. Kerusakan pada dinding kapiler darah menyebabkan terbentuknya cairan kaya protein yang keluar dari pembuluh darah dan berkumpul pada rongga pleura. Bendungan pada pembuluh limfa juga dapat menyebabkan efusi pleura eksudatif. Penyebab efusi pleura eksudatif adalah neoplasma, infeksi, penyakit jaringan ikat, dan imunologik.

Pendekatan Diagnosis Efusi Pleura

Gejala yang paling sering pada efusi pleura adalah sulit bernafas, batuk, dan nyeri dada dengan frekuensinya masing-masing adalah 100%, 97,1%, dan 92,4% pasien. Ciri khas penyakit pleura adalah adanya nyeri, restriksi ipsilateral pergerakan dinding dada, sesak nafas, demam, dan radiografi toraks yang tidak normal. Pasien dengan keganasan melibatkan pleura biasanya memiliki tampilan klinis sesak nafas pada saat aktivitas dan batuk.

Pemeriksaan fisik adalah hal yang sangat penting dalam diagnosis efusi pleura. Karena di antara dinding dada dan paru dipisahkan oleh cairan, transmisi suara pada perkusi maupun pada auskultasi akan terganggu. Tingkat gangguan transmisi suara tergantung pada jumlah cairan dalam rongga pleura. Jika jumlah cairan pleura kurang dari 300 mL, cairan ini belum menimbulkan gejala pada pemeriksaan fisik. Efusi pleura <300 mL sulit dideteksi dari pemeriksaan fisik. Jika jumlah cairan telah mencapai 500 mL, baru dapat muncul gejala berupa gerak dada yang melambat atau terbatas saat inspirasi pada sisi yang mengandung akumulasi cairan. Fremitus taktil juga berkurang pada dasar paru posterior. Suara perkusi menjadi pekak dan suara nafas pada auskultasi terdengar melemah walaupun sifatnya masih vesikular. Jika akumulasi cairan melebihi 1.000 mL, sering terjadi atelektasis pada paru bagian bawah.

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan efusi pleura adalah pemeriksaan radiologis, analisis cairan pleura, pemeriksaan mikroskopis dan sitologi, dan pemeriksaan lainnya. Kriteria Light dapat menganalisis cairan pleura. Cairan pleura eksudat jika memenuhi satu dari tiga kriteria Light.

Daftar Pustaka
  1. Victoria, Garrido Villena, Jaime Ferrer Sancho, Hernandez Blasco, Alicia de Pablo Gafas, Esteban Perez Rodriguez, Francisco Rodriguez Panadero, et.al. Diagnosis and Treatment of Pleural Effusion. Spain: Hospital 12 de Octubre. 2005. P. 349-72
  2. Rahman, Najib, Stephen J. Chapman, Robert J. O Davies. Pleural Effusion: a Structured Approach to Care. UK: Churchill Hospital Oxford. 2005. P. 31-47
  3. McGrath, Emmet E and Paul B. Anderson. Diagnosis of: Pleural Effusion: Systematic Approach. American Journal of Critical Care. 2011. P. 119-27
  4. Guyton, Arthur C. Ventilasi Paru dalam Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2010. Hal. 621-4

Bagaimana Cara Mendiagnosis Asma?

oleh Randa Fermadadiperbarui pada 13 Juni 202013 Juni 2020

Bagaimana Cara Mendiagnosis Asma?

Bagaimana Cara Mendiagnosis Asma?

Bagaimana Cara Mendiagnosis Asma?

Studi epidemiologi menunjukkan asma underdiagnosed di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, di antara lain gambaran klinis yang tidak khas dan beratnya penyakit yang sangat bervariasi, serta gejala yang bersifat episodik sehingga penderita tidak merasa perlu ke dokter.

Diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik. Gejala tersebut dapat berupa batuk, sesak nafas, mengi, rasa berat di dada dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca.

Anamnesis yang baik cukup untuk menegakkan diagnosis, ditambah dengan pemeriksaan fisik dan penunjang. Penilaian faal paru, terutama reversibilitas kelainan faal paru, akan lebih meningkatkan nilai diagnostik.

Sumber: GINA 2020

Klasifikasi dan Tatalaksana Pneumotoraks

oleh Randa Fermadadiperbarui pada 31 Mei 202031 Mei 2020

Klasifikasi dan tatalaksana pneumotoraks.

Klasifikasi dan Tatalaksana Pneumotoraks

Algoritma tatalaksana pneumotoraks spontan:

Algoritma tatalaksana pneumotoraks spontan

Klasifikasi dan Tatalaksana Pneumotoraks

Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura. Dengan adanya udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan menimbulkan penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak dapat mengembang dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika bernapas. Pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non iatrogenik.

Pneumotoraks spontan primer

Pneumotoraks spontan primer (PSP) terjadi karena ruptur spontan dari bleb subpleura atau bula. Penelitian secara patologis membuktikan bahwa pada pasien pneumotoraks spontan yang parunya direseksi tampak adanya satu atau dua ruang berisi udara dalam bentuk bleb dan bula. Bula merupakan kantong yang dibatasi oleh plura fibrotik yang menebal, sebagian oleh jaringan fibrosa dan sebagian lagi oleh jaringan paru yang emfisematous. Bleb terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan interstisial ke dalam lapisan fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul dalam bentuk kista.

Mekanisme terbentuk blem dan kista belum diketahui. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa terjadi kerusakan pada apek paru berhubungan dengan iskemia atau peningkatan distensi alveolidaerah apek paru akibat tekanan pleura yang lebih negatif. Pada PSP, pecahnya alveoli berhubungan dengan obstruksi check valva pada saluran nafas kecil sehingga timbul distensi ruang udara di bagian distalnya. Obstruksi jalan nafas bisa diakibatkan oleh penumpukan mukus dalam bronkiolus baik oleh infeksi dan non infeksi.

Pneumotoraks spontan sekunder

Patogenesis Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS) terjadi karena pecahnya bleb atau bula subpleura dan sering berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya. Penyebabnya multifaktorial, umumnya terjadi akibat komplikasi penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), asma, fibrokistik paru, tuberkulosis, pneumonia, juga disebakan oleh rheumatoid arthritis.

Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi.

Pada prinsipnya, penatalaksanaan pneumotoraks adalah:

  • Observasi dan pemberian O2
  • Tindakan dekompresi
  • Torakoskopi
  • Torakotomi
  • Tindakan bedah

Alur penatalaksanaan dapat dilihat pada gambar di atas.

Daftar Pustaka

  • Hisyam, B. Budiono, E. Pneumotoraks. Dalam : Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata. Setiati, Siti (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2014
  • Kelly AM, Druda D. Comparison of size classification of primary spontaneous pneumothorax by three international guidelines: a case for international consensus? Respiratory Med. 2008;102.
  • MacDuff A, Arnold A, Harvey J. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guidelines 2010. Thorax. 2010

Tentang Kami

medical.internotes adalah tempat berbagi catatan-catatan kedokteran, terutama ilmu penyakit dalam.

Ikuti Kami

medical.internotes

Kategori

  • Alergi Imunologi (5)
  • Endokrin Metabolik (11)
  • Gastroenterohepatologi (8)
  • Geriatri (1)
  • Ginjal Hipertensi (8)
  • Hematologi Onkologi Medik (5)
  • Kardiologi (1)
  • Presentasi (2)
  • Psikosomatik (1)
  • Pulmonologi (3)
  • Reumatologi (3)
  • Rumus/Skor (18)
  • Tropik Infeksi (11)

Tag

Acute Heart Failure ANC Anemia Artritis Rheumatoid Autoimun Bilirubin Cairan Child-Pugh-Turcotte CKD Daldiyono Dehidrasi Dengue Fever Dengue Hemorrhagic Fever Diabetes Insipidus Diabetes Melitus DIC Drip Elektrolit Gagal Jantung GERD Hemodialisis Hepatitis Hipertensi Hipertiroid Hipofisis Hipokalemia Hiponatremia Hipotalamus Kalori KID Metode Pierce Penyakit Ginjal Kronik Penyuluhan Profilaksis Rehidrasi Sepsis Sindrom Metabolik Sirosis Hepatis Sistem Biliaris SLE SOFA Tiroid Transfusi Trombosit Wayne

Arsip

  • Januari 2023 (1)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2020 (3)
  • September 2020 (2)
  • Juli 2020 (1)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (43)

Notes Terpopuler

  • Rumus/Skor

    Drip Norepinefrin (dengan syringe pump)

  • Rumus/Skor

    Drip Dobutamin (dengan syringe pump)

  • Ginjal Hipertensi

    Hipokalemia dan Cara Koreksinya

QUICK LINKS

  • Beranda
  • Topik
  • Rumus/Skor
  • Presentasi

Bagikan Situs

© Hak Cipta 2020 | medical.internotes |The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.