Sindrom Hiperventilasi
Sindrom hiperventilasi relatif sering ditemukan oleh dokter di ruangan gawat darurat. Sindrom hiperventilasi didefinisikan sebagai keadaan ventilasi berlebihan yang menyebabkan perubahan hemodinamik dan kimia sehingga menimbulkan berbagai gejala. Diagnosis dan tatalaksana sindrom hiperventilasi harus dilakukan dengan tepat.
Epidemiologi
Gejala sindrom hiperventilasi dan gangguan panik saling tumpang tindih. Gejala hiperventilasi ditemukan pada 50% pasien dengan gangguan panik dan 60% pasien agorafobia. Di Amerika serikat, sindroma hiperventilasi ditemukan pada 10% pasien penyakit dalam. Sedangkan data di indonesia belum ada. Perempuan lebih banyak menderita gangguan ini dibanding pria dengan rasio 7:1. Hiperventilasi dapat terjadi pada semua usia dan tersering 15-55 tahun.
Gejala klinis
Parestesia
Khas sekali ialah keluhan seperti kesemutan pada tangan -tangan (terutama ujung-ujung jari) dan kaki. Seringkali parestesia merupakan gejala satu-satunya, yang membawa pasien ke dokter. Sering juga terasa gatal, menggelitik di sekitar mulut, terutama di bibir, seringkali juga dilidah.
Gejala-gejala sentral
Seringkali terjadi gangguan-gangguan penglihatan dan perasaaan enteng seperti melayang dan penglihatan kabur yang dikenal sebagai blurry eyes. Disamping itu pasien mengeluh tentang bingung, sakit kepala dan pusing.
Keluhan pernafasan
Umumnya pasien mengeluh sesak nafas walaupun tanda hiperventilasinya tidak jelas. Keluhan sesak ini biasanya terjadi setelah kunjungan dokter. Tidak jarang ada takipnea, tetapi sering ditutupi dengan berulang-ulang menarik nafas panjang, menguap dan mendengus, kadang-kadang dengan batuk kering terpotong-potong. Keluhan-keluhan tentang kekurangan udara dan keharusan untuk napas panjang. Disertai dengan rasa sesak, sempit di dada (rasa seperti terikat) atau perasaan tidak dapat bernafas bebas, selalu diutarakan.
Keluhan jantung
Hiperventilasi tidak jarang disertai dengan keluhan yang menyerupai angina pektoris, yang juga ditemukan pada kelainan fungsional jantung dan sirkulasi. Jadi, kombinasi sindrom hiperventilasi dengan sindrom kardiovaskular fungsional (effort syndrome, fobia jantung, irritable heart) sering juga terjadi perubahan dari gejala sindrom hiperventilasi menjadi sindrom kardiovaskuler fungsional (gangguan jantung fungsional)
Keluhan umum
Seringkali pasien mengeluh tentang kaki tangan dingin yang sangat mengganggu, hampir selalu merasa lelah, lemas, mengantuk dan sangat sensitif terhadap cuaca.
Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Hiperventilasi
Diagnosis sindrom hiperventilasi
Yang sangat penting untuk diagnosis ialah menemukan perubahan jenis pernafasan, yaitu pernafasan dada dengan bantuan pernafasan abdominal yang lemah atau tanpa pernafasan abdominal. Dengan ciri pernafasan ini dokter dapat menduga adanya sindrom hiperventilasi juga dalam saat-saat bebas serangan, dimana pasien hanya mengalami keluhan-keluhan atipik yang tersebut diatas.
Tes hiperventilasi : pada sindrom hiperventilasi yang laten, bila pasien disuruh bernafas cepat, dalam beberapa menit timbul keluhan-keluhan kesemutan di jari-jari tangan dan kaki. Kejang di jari-jari dan mulut. Pusing, penglihatan gelap, berdebar-debar jantung, rasa takut dan sebagainya.
Seperti pada semua sindrom fungsional , disini diagnosis juga tidak boleh dibuat hanya dengan menyisihkan penyakit organis, melainkan harus juga ditemukan gejala-gejala psikologis yang positif.
Tatalaksana sindrom hiperventilasi
- Pasien disuruh bernafas (inspirasi dan ekspirasi) ke dalam sungkup kantong plastik bila didapatkan tanda alkalosis agar pCO2 dalam darah naik.
- Suntikan 10 cc larutan kalsium glukonas 10% intravena mempunyai efek plasebo. Pasien merasa hangat dan enak, tetapi kadar ion kalsium tidak akan naik.
- Belajar bernafas torako-abdominal dengan menggerakkan diafragma.
- Psikoterapi : membantu menyelesaikan masalah-masalah emosional pada pasien, termasuk melakukan terapi perilaku (cognitif behavioral therapy).
- Karena hiperventilasi sering merupakan bagian dari serangan panik (panic disorder), maka pemberian obat yang tepat ialah golongan benzodiazepin atau golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor).