Hipertiroid dalam Kehamilan – Fisiologis dan Patologis
Hipertiroid dalam Kehamilan – Fisiologis dan Patologis. Pada kehamilan terdapat beberapa perubahan faal yang menyangkut fungsi dan status tiroid yaitu terjadinya struma, peningkatan kadar TBG, dan pengaruh hCG.
Kehamilan dan fungsi tiroid merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dengan erat, baik pada keadaan fisiologi maupun keadaan patologi. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik akan terjadi dalam kehamilan. Secara umum, fungsi tiroid ibu hamil pada kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: peningkatan konsentrasi Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang merangsang kelenjar tiroid, peningkatan eksresi iodium lewat urin yang mengakibatkan penurunan konsentrasi iodium plasma, peningkatan Thyroid Binding Globulin (TBG) pada trimester pertama kehamilan.
Hal ini akan meningkatkan kadar hormon tiroid serum. Peningkatan ini akan diikuti oleh penurunan kadar TSH serum akibat negative feedback pada aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid.
Pada kehamilan terjadi beberapa perubahan pada hormon tiroid. Penyakit autoimun yang paling sering adalah Penyakit Graves. Kejadian Penyakit Graves berkisar antara 1-2 per 1000 kehamilan. Penyebab lain hipertiroidisme dalam kehamilan adalah struma nodosa toksik (Penyakit Plummer), struma multinodosa toksik, tiroiditis, tirotoksikosis gestational, tumor trofoblastik dan mola hidatidosa. Dua kondisi pada kehamilan yang berhubungan dengan hipertiroidisme adalah hiperemesis gravidarum dan penyakit tropoblastik gestasional. Sebanyak 60% perempuan hamil dengan hiperemis menunjukkan gejala hipertiroidisme (tirotoksikosis gestational).
Sumber: Nature Reviews Endocrinology