Lompat ke konten (Tekan Enter)

medical.internotes

internist – long life learning – sharing spirit

  • Beranda
  • Topik
    • Alergi Imunologi
    • Gastroenterohepatologi
    • Geriatri
    • Ginjal Hipertensi
    • Hematologi Onkologi Medik
    • Kardiologi
    • Endokrin Metabolik
    • Psikosomatik
    • Pulmonologi
    • Reumatologi
    • Tropik Infeksi
  • Rumus/Skor
  • Presentasi

Endokrin metabolik merupakan salah satu subbagian di ilmu penyakit dalam.

Endokrin Metabolik

Hipertiroid dalam Kehamilan – Fisiologis dan Patologis

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 6 Juni 20206 Juni 2020

Hipertiroid dalam Kehamilan – Fisiologis dan Patologis

Hipertiroid dalam Kehamilan – Fisiologis dan Patologis. Pada kehamilan terdapat beberapa perubahan faal yang menyangkut fungsi dan status tiroid yaitu terjadinya struma, peningkatan kadar TBG, dan pengaruh hCG.

Kehamilan dan fungsi tiroid merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dengan erat, baik pada keadaan fisiologi maupun keadaan patologi. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik akan terjadi dalam kehamilan. Secara umum, fungsi tiroid ibu hamil pada kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: peningkatan konsentrasi Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang merangsang kelenjar tiroid, peningkatan eksresi iodium lewat urin yang mengakibatkan penurunan konsentrasi iodium plasma, peningkatan Thyroid Binding Globulin (TBG) pada trimester pertama kehamilan.

Hal ini akan meningkatkan kadar hormon tiroid serum. Peningkatan ini akan diikuti oleh penurunan kadar TSH serum akibat negative feedback pada aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid.

Pada kehamilan terjadi beberapa perubahan pada hormon tiroid. Penyakit autoimun yang paling sering adalah Penyakit Graves. Kejadian Penyakit Graves berkisar antara 1-2 per 1000 kehamilan. Penyebab lain hipertiroidisme dalam kehamilan adalah struma nodosa toksik (Penyakit Plummer), struma multinodosa toksik, tiroiditis, tirotoksikosis gestational, tumor trofoblastik dan mola hidatidosa. Dua kondisi pada kehamilan yang berhubungan dengan hipertiroidisme adalah hiperemesis gravidarum dan penyakit tropoblastik gestasional. Sebanyak 60% perempuan hamil dengan hiperemis menunjukkan gejala hipertiroidisme (tirotoksikosis gestational).

Sumber: Nature Reviews Endocrinology

Diagnosis dan Tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 4 Juni 20205 Juni 2020

Diagnosis dan Tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum

Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan kondisi dekompensasi metabolik akibat defisiensi insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi metabolik akut diabetes melitus yang serius. KAD terjadi bila defisiensi insulin yang berat yang tidak hanya menimbulkan hiperglikemia dan dehidrasi, tetapi juga mengakibatkan produksi keton meningkat serta asidosis metabolik. Diagnosis dan tatalaksana ketoasidosis diabetikum harus dilakukan dengan cepat.

Faktor presipitasi: riwayat pemberian insulin inadekuat, infeksi (pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi intraabdominal, sepsis), infark (serebral, koroner, mesentrika, perifer), obat (kokain), kehamilan.

Diagnosis Ketoasidosis Diabetikum

Anamnesis

Mual/muntah, haus/poliuria, nyeri perut, sesak nafas, gejala tersebut di atas berkembang dalam waktu < 24 jam. Adanya faktor presipitasi.

Pemeriksaan fisik

  • Takikardia
  • Dehidrasi
  • Hipotensi
  • Takipnea
  • Pernafasan Kussmaul
  • Distres pernafasan
  • Nafas bau keton
  • Nyeri tekan perut
  • Letargi atau koma

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan cito : gula darah, elektrolit, ureum, kreatinin, aseton darah, urin rutin, analisis gas darah, EKG

Pemantauan:

  • Gula darah berkala
  • Darah perifer lengkap
  • Ureum dan kreatinin serum
  • Urinalisis
  • Ketonemia dan/ atau ketonuria
  • Elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam, selanjutnya sesuai keadaan
  • Analisis gas darah : bila pH < 7 saat masuk ® diperiksa setiap 6 jam s/d pH > 7,1. Selanjutnya setiap hari sampai stabil
  • EKG, bila diperlukan
  • Foto thorax PA, bila diperlukan
  • Pemeriksaan lain (sesuai indikasi) : kultur darah, kultur urin, kultur pus.

Kriteria diagnosis

  • Kadar glukosa > 250 mg/dL
  • pH <7,35
  • HCO3 < 18 mmol/L
  • Anion gap meningkat
  • Ketonemia dan/ atau ketonuria

Tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum

Terapi

  • Pemberian cairan. Akses IV 2 jalur, salah satunya dicabang dengan 3 way
  • Menekan lipolisis sel lemak dan menekan glukoneogenesis sel hati dengan pemberian insulin
  • Mengatasi stress sebagai pencetus KAD
  • Mengembalikan keadaan fisiologi normal dan menyadari pentingnya pemantauan serta penyesuaian pengobatan.

Cairan

  • NaCI 0,9% diberikan ± 1-2 L pada 1 jam pertama, lalu ± 1 L pada ja, kedua, lalu ± 0,5 L pada jam ketiga dan keempat, dan ± 0,25 L pada jam kelima dan keenam, selanjutnya sesuai kebutuhan.
  • Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 L.
  • Jika Na+ serum tinggi, ganti cairan dengan NaCI 0,45%.
  • Jika GD < 200 mg/dL, ganti cairan dengan Dextrose 5%.

Insulin

  • Bolus insulin rapid-acting 0,1 U/kgBB IV, dilanjutkan dengan drip 50 unit insulin rapid-acting dalam 48 cc NaCl 0,9% (syringe pump) mulai kecepatan 2,5 cc/ jam dengan target gula darah 140-180 mg/dl selama 6-12 jam.
  • Jika penurunan gula darah sebagai berikut:
  • GD 25-50 mg/dl: pertahankan dosis sebelumnya
  • GD <25 mg/dl: naikkan dosis insulin
  • GD >50 mgdl: turunkan dosis insulin
  • Jika GD 140-180 mg/dl selama 6 kali berturut-turut, switch insulin ke kebutuhan insulin selama 24 jam (prandial dan basal).
  • 2 jam sebelum stop drip insulin, boluskan insulin basal sesuai kebutuhan.

Kalium

  • Cek kalium serum per 6 jam, koreksi KCl dalam 200 cc NaCl 0,9% habis dalam 4 jam.
  • Bila kadar K+ (mmol/L) pada pemeriksaan elektrolit:
  • < 3,5 : drip KCI 40 mEq
  • 3,5 – 4,5 : drip KCI 20 mEq
  • 4,5 – 6,0 : drip KCI 10 mEq
  • > 6,0 : tidak diberikan

Bikarbonat

  • Jika pH < 6,9: berikan drip 100 mEq natrium bikarbonat
  • Jika pH 6,9 – 7,1:  berikan drip 50 mEq natrium bikarbonat
  • Jika pH > 7,1:  drip natrium bikarbonat tidak diberikan

Tatalaksana umum

  • Terapi oksigen bila PO2< 80 mmHg
  • Pemberian nutrisi yang tepat
  • Antibiotika adekuat
  • Tatalaksana faktor pencetus
  • Pemantauan tanda vital, keadaan hidrasi, balans cairan, dan laboratorium

Daftar pustaka

  • Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktek Klinis. Jakarta: Interna Publishing. 2015
  • Nasution SA, Santoso M, Rachman A, Muhadi M. Buku Panduan Clinical Pathway. Jakarta: Interna Publishing. 2015

Calcium Corrected Albumin (Rumus)

oleh Randa Fermadadiperbarui pada 31 Mei 202028 Mei 2020

Calcium Corrected Albumin (Rumus)

Di dalam cairan ekstraseluler, kalsium berada dalam 3 bentuk, yaitu ion Ca bebas, kalsium yang terikat albumin, dan kalsium yang terikat pada anion yang lain atau dalam bentuk garam komplek. Pengukuran kalsium total dalam serum, harus dikoreksi dengan kadar albumin serum dengan persamaan sebagai berikut :

Ca terkoreksi = Ca terukur + 0,8 (4 – kadar albumin)

Sumber : EIMED PAPDI

Perbedaan Kelainan Kelenjar Tiroid

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 30 Mei 202018 Mei 2020

Perbedaan Kelainan Kelenjar Tiroid

Perbedaan Kelainan Kelenjar Tiroid
1

Indeks Wayne pada Hipertiroid

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 31 Mei 202018 Mei 2020

Indeks Wayne pada Hipertiroid:

Gejala Skor Tanda Skor (Ada) Skor (Tidak)
Sesak nafas +1 Kel. tiroid teraba +3 -3
Palpitasi +2 Bruit tiroid +2 -2
Kelelahan +2 Eksoftalmus +2 0
Suka udara panas -5 Lid retraction +2 0
Suka udara dingin +5 Lid lag +1 0
Keringat (++) +3 Hiperkinetik +4 -2
Gugup +2 Tangan panas +2 -2
Nafsu makan (+) +3 Tangan basah +1 -1
Nafus makan (-) -3 Nadi <80/ menit -3 0
Berat badan naik -3 Nadi >90/ menit +3 0
Berat badan turun +3 Fibrilasi atrial +4 0

<11: eutiroid

11 – 18: equivokal

>19: hipertiroid

Navigasi pos

Halaman Sebelumnya

Tentang Kami

medical.internotes adalah tempat berbagi catatan-catatan kedokteran, terutama ilmu penyakit dalam.

Ikuti Kami

medical.internotes

Kategori

  • Alergi Imunologi (5)
  • Endokrin Metabolik (11)
  • Gastroenterohepatologi (8)
  • Geriatri (1)
  • Ginjal Hipertensi (8)
  • Hematologi Onkologi Medik (5)
  • Kardiologi (1)
  • Presentasi (2)
  • Psikosomatik (1)
  • Pulmonologi (3)
  • Reumatologi (3)
  • Rumus/Skor (18)
  • Tropik Infeksi (11)

Tag

Acute Heart Failure ANC Anemia Artritis Rheumatoid Autoimun Bilirubin Cairan Child-Pugh-Turcotte CKD Daldiyono Dehidrasi Dengue Fever Dengue Hemorrhagic Fever Diabetes Insipidus Diabetes Melitus DIC Drip Elektrolit Gagal Jantung GERD Hemodialisis Hepatitis Hipertensi Hipertiroid Hipofisis Hipokalemia Hiponatremia Hipotalamus Kalori KID Metode Pierce Penyakit Ginjal Kronik Penyuluhan Profilaksis Rehidrasi Sepsis Sindrom Metabolik Sirosis Hepatis Sistem Biliaris SLE SOFA Tiroid Transfusi Trombosit Wayne

Arsip

  • Januari 2023 (1)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2020 (3)
  • September 2020 (2)
  • Juli 2020 (1)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (43)

Notes Terpopuler

  • Rumus/Skor

    Drip Norepinefrin (dengan syringe pump)

  • Rumus/Skor

    Drip Dobutamin (dengan syringe pump)

  • Ginjal Hipertensi

    Hipokalemia dan Cara Koreksinya

QUICK LINKS

  • Beranda
  • Topik
  • Rumus/Skor
  • Presentasi

Bagikan Situs

© Hak Cipta 2020 | medical.internotes |The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.