Lompat ke konten (Tekan Enter)

medical.internotes

internist – long life learning – sharing spirit

  • Beranda
  • Topik
    • Alergi Imunologi
    • Gastroenterohepatologi
    • Geriatri
    • Ginjal Hipertensi
    • Hematologi Onkologi Medik
    • Kardiologi
    • Endokrin Metabolik
    • Psikosomatik
    • Pulmonologi
    • Reumatologi
    • Tropik Infeksi
  • Rumus/Skor
  • Presentasi

Diabetes Melitus

Penyuluhan – Diabetes Melitus Tipe 2

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 17 Desember 202017 Desember 2020

Penyuluhan – Diabetes Melitus Tipe 2

Penyuluhan-Diabetes-Melitus-Tipe-2Unduh

Di sini dapat di download ppt penyuluhan diabates melitus tipe 2. Semoga bermanfaat.

Diagnosis dan Tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 4 Juni 20205 Juni 2020

Diagnosis dan Tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum

Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan kondisi dekompensasi metabolik akibat defisiensi insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi metabolik akut diabetes melitus yang serius. KAD terjadi bila defisiensi insulin yang berat yang tidak hanya menimbulkan hiperglikemia dan dehidrasi, tetapi juga mengakibatkan produksi keton meningkat serta asidosis metabolik. Diagnosis dan tatalaksana ketoasidosis diabetikum harus dilakukan dengan cepat.

Faktor presipitasi: riwayat pemberian insulin inadekuat, infeksi (pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi intraabdominal, sepsis), infark (serebral, koroner, mesentrika, perifer), obat (kokain), kehamilan.

Diagnosis Ketoasidosis Diabetikum

Anamnesis

Mual/muntah, haus/poliuria, nyeri perut, sesak nafas, gejala tersebut di atas berkembang dalam waktu < 24 jam. Adanya faktor presipitasi.

Pemeriksaan fisik

  • Takikardia
  • Dehidrasi
  • Hipotensi
  • Takipnea
  • Pernafasan Kussmaul
  • Distres pernafasan
  • Nafas bau keton
  • Nyeri tekan perut
  • Letargi atau koma

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan cito : gula darah, elektrolit, ureum, kreatinin, aseton darah, urin rutin, analisis gas darah, EKG

Pemantauan:

  • Gula darah berkala
  • Darah perifer lengkap
  • Ureum dan kreatinin serum
  • Urinalisis
  • Ketonemia dan/ atau ketonuria
  • Elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam, selanjutnya sesuai keadaan
  • Analisis gas darah : bila pH < 7 saat masuk ® diperiksa setiap 6 jam s/d pH > 7,1. Selanjutnya setiap hari sampai stabil
  • EKG, bila diperlukan
  • Foto thorax PA, bila diperlukan
  • Pemeriksaan lain (sesuai indikasi) : kultur darah, kultur urin, kultur pus.

Kriteria diagnosis

  • Kadar glukosa > 250 mg/dL
  • pH <7,35
  • HCO3 < 18 mmol/L
  • Anion gap meningkat
  • Ketonemia dan/ atau ketonuria

Tatalaksana Ketoasidosis Diabetikum

Terapi

  • Pemberian cairan. Akses IV 2 jalur, salah satunya dicabang dengan 3 way
  • Menekan lipolisis sel lemak dan menekan glukoneogenesis sel hati dengan pemberian insulin
  • Mengatasi stress sebagai pencetus KAD
  • Mengembalikan keadaan fisiologi normal dan menyadari pentingnya pemantauan serta penyesuaian pengobatan.

Cairan

  • NaCI 0,9% diberikan ± 1-2 L pada 1 jam pertama, lalu ± 1 L pada ja, kedua, lalu ± 0,5 L pada jam ketiga dan keempat, dan ± 0,25 L pada jam kelima dan keenam, selanjutnya sesuai kebutuhan.
  • Jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 L.
  • Jika Na+ serum tinggi, ganti cairan dengan NaCI 0,45%.
  • Jika GD < 200 mg/dL, ganti cairan dengan Dextrose 5%.

Insulin

  • Bolus insulin rapid-acting 0,1 U/kgBB IV, dilanjutkan dengan drip 50 unit insulin rapid-acting dalam 48 cc NaCl 0,9% (syringe pump) mulai kecepatan 2,5 cc/ jam dengan target gula darah 140-180 mg/dl selama 6-12 jam.
  • Jika penurunan gula darah sebagai berikut:
  • GD 25-50 mg/dl: pertahankan dosis sebelumnya
  • GD <25 mg/dl: naikkan dosis insulin
  • GD >50 mgdl: turunkan dosis insulin
  • Jika GD 140-180 mg/dl selama 6 kali berturut-turut, switch insulin ke kebutuhan insulin selama 24 jam (prandial dan basal).
  • 2 jam sebelum stop drip insulin, boluskan insulin basal sesuai kebutuhan.

Kalium

  • Cek kalium serum per 6 jam, koreksi KCl dalam 200 cc NaCl 0,9% habis dalam 4 jam.
  • Bila kadar K+ (mmol/L) pada pemeriksaan elektrolit:
  • < 3,5 : drip KCI 40 mEq
  • 3,5 – 4,5 : drip KCI 20 mEq
  • 4,5 – 6,0 : drip KCI 10 mEq
  • > 6,0 : tidak diberikan

Bikarbonat

  • Jika pH < 6,9: berikan drip 100 mEq natrium bikarbonat
  • Jika pH 6,9 – 7,1:  berikan drip 50 mEq natrium bikarbonat
  • Jika pH > 7,1:  drip natrium bikarbonat tidak diberikan

Tatalaksana umum

  • Terapi oksigen bila PO2< 80 mmHg
  • Pemberian nutrisi yang tepat
  • Antibiotika adekuat
  • Tatalaksana faktor pencetus
  • Pemantauan tanda vital, keadaan hidrasi, balans cairan, dan laboratorium

Daftar pustaka

  • Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktek Klinis. Jakarta: Interna Publishing. 2015
  • Nasution SA, Santoso M, Rachman A, Muhadi M. Buku Panduan Clinical Pathway. Jakarta: Interna Publishing. 2015

Penyuluhan – Penyakit Tidak Menular

oleh admindiperbarui pada 30 Mei 202010 Mei 2020

Penyuluhan – Penyakit Tidak Menular

Penyakit-Tidak-Menular-DM-HT-Sindrom-MetabolikUnduh

Di sini dapat di download ppt penyuluhan penyakit tidak menular. Semoga bermanfaat.

0

Penghitungan Kebutuhan Kalori Penderita Diabetes

oleh Alexander Kamdiperbarui pada 30 Mei 202010 Mei 2020

Penghitungan Kebutuhan Kalori Penderita Diabetes

Penghitungan kebutuhan kalori penderita diabetes dipengaruhi beberapa faktor:

  1. Jenis kelamin (menentukan kebutuhan kalori basal)
    • Pria: BBI x 30 kal/kgBB
    • Wanita: BBI x 25 kal/kgBB
  2. Umur
    • 40-59 tahun: dikurangi 5%
    • 60-69 tahun: dikurangi 10%
    • >70 tahun: dikurangi 20%
  3. Aktivitas fisik atau pekerjaan
    • Istirahat: ditambah 10%
    • Aktivitas ringan (pegawai kantor, guru, ibu rumah tangga): ditambah 20%
    • Aktivitas sedang (pegawai industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak berperang): ditambah 30%
    • Aktivitas berat (petani, buruh, atlet, militer dalam keadaan latihan): ditambah 40%
    • Aktivitas sangat berat (tukang becak, tukang gali): ditambah 50%
  4. Stres metabolik
    • Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stres metabolik (sepsis, operasi, trauma)
  5. Berat badan
    • Gemuk: dikurangi 20-30% tergantung kepada tingkat kegemukan
    • Kurus: ditambah 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB

Terapi nutrisi medis

Terapi nutrisi medis merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DMT2 secara komprehensif. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan lain serta pasien dan keluarganya). Terapi nutrisi medis sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap pasien DM agar mencapai sasaran.

Prinsip pengaturan makan pada pasien DMT2 hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pasien DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.

Sumber: Pedoman Pengelolaan DMT2 Dewasa di Indonesia, Perkeni, 2019

3

Pilihan Terapi Farmakologis untuk DM

oleh Randa Fermadadiperbarui pada 30 Mei 20207 Mei 2020
Pilihan Terapi Farmakologis untuk DM

Pilihan Terapi Farmakologis untuk DM.

Walaupun seringnya menggunakan obat biguanid dan sulfonilurea, sebenarnya masih banyak golongan obat DM yang tersedia.

Dari gambar di atas, dapat dilihat beberapa pilihan terapi farmakologis untuk DM. Penjelasan terapi non-farmakologis, seperti diet, dijelaskan di postingan yang lain.

2

Navigasi pos

Halaman Sebelumnya

Tentang Kami

medical.internotes adalah tempat berbagi catatan-catatan kedokteran, terutama ilmu penyakit dalam.

Ikuti Kami

medical.internotes

Kategori

  • Alergi Imunologi (5)
  • Endokrin Metabolik (11)
  • Gastroenterohepatologi (8)
  • Geriatri (1)
  • Ginjal Hipertensi (8)
  • Hematologi Onkologi Medik (5)
  • Kardiologi (1)
  • Presentasi (2)
  • Psikosomatik (1)
  • Pulmonologi (3)
  • Reumatologi (3)
  • Rumus/Skor (18)
  • Tropik Infeksi (11)

Tag

Acute Heart Failure ANC Anemia Artritis Rheumatoid Autoimun Bilirubin Cairan Child-Pugh-Turcotte CKD Daldiyono Dehidrasi Dengue Fever Dengue Hemorrhagic Fever Diabetes Insipidus Diabetes Melitus DIC Drip Elektrolit Gagal Jantung GERD Hemodialisis Hepatitis Hipertensi Hipertiroid Hipofisis Hipokalemia Hiponatremia Hipotalamus Kalori KID Metode Pierce Penyakit Ginjal Kronik Penyuluhan Profilaksis Rehidrasi Sepsis Sindrom Metabolik Sirosis Hepatis Sistem Biliaris SLE SOFA Tiroid Transfusi Trombosit Wayne

Arsip

  • Januari 2023 (1)
  • Februari 2022 (1)
  • Desember 2020 (3)
  • September 2020 (2)
  • Juli 2020 (1)
  • Juni 2020 (7)
  • Mei 2020 (43)

Notes Terpopuler

  • Rumus/Skor

    Drip Norepinefrin (dengan syringe pump)

  • Rumus/Skor

    Drip Dobutamin (dengan syringe pump)

  • Ginjal Hipertensi

    Hipokalemia dan Cara Koreksinya

QUICK LINKS

  • Beranda
  • Topik
  • Rumus/Skor
  • Presentasi

Bagikan Situs

© Hak Cipta 2020 | medical.internotes |The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.