Profilaksis Tromboemboli Vena (TEV) pada Sepsis
Tromboemboli Vena (TEV) dengan manifestasi klinisnya yaitu Deep Vein Thrombosis (DVT) dan Pulmonary Embolism (PE), merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada pasien- pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Sepsis terutama yang disertai dengan hipotensi dan syok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DVT dan PE. Patogenesis yang mendasari terjadinya TEV pada sepsis diduga terjadi oleh karena berbagai faktor, antara lain: pemakaian obat vasopresor, sedasi, imobilisasi, aktivasi jalur thromboinflamasi, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), dan stasis vena. 1
Skor PADUA
Untuk menentukan risiko kejadian TEV dikembangkan suatu model penilaian risiko yang merupakan suatu sistem skor risiko dan skor stratifikasi risiko kejadian komplikasi TEV. Dengan mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya TEV, klinisi diharapkan dapat lebih bijak dan tepat dalam mengambil keputusan pasien yang akan diberikan profilaksis. Skor yang dipakai untuk menilai risiko TEV adalah skor PADUA yang dimodifikasi. Model penilaian risiko TEV dengan skor PADUA modifikasi ditunjukkan dalam tabel 1. 2
Skor IMPROVE
Profilaksis TEV diberikan jika nilai skor PADUA modifikasi > 4. Profilaksis farmakologis diberikan jika risiko perdarahan rendah dan profilaksis mekanik diberikan jika risiko perdarahan tinggi. Untuk nilai risiko pedararahan dinilai menggunakan skor IMPROVE (tabel 2) dimana skor > 7 dikategorikan ke risiko tinggi perdarahan. 2
Profilaksis TEV
Profilaksis Tromboemboli Vena (TEV) pada sepsis harus dipilih dengan tepat. Kontraindikasi untuk pemberian profilaksis farmakologi adalah trombositopenia (trombosit < 50.000 ), gangguan pembekuan darah seperti pada DIC, International normalized ratio (INR), atau activated Partial-Thromboplastin Time (aPTT) > 1,5, perdarahan aktif, stroke perdarahan atau iskemia yang baru, hemofilia A atau B dan penyakit von Willebrand.1,3
Obat-obatan yang digunakan untuk tromboprofilaksis adalah Unfractionated Heparin (UFH) , Low Molecular Weight Heparin ( LMWH), fondaparinux . Pada pasien yang tidak ada kontraindikasi pemberian farmakologi profilaksis, maka :Profilaksi lini pertama adalah enoxaparin 40 mg subkutan setiap 12 jam. Untuk lini kedua digunakan low dose 7500 unit subkutan setiap 8 jam. Pada pasien denagn Cr Cl < 30 ml/ menit, profilaksi lini pertama nya adalah low dose UFH 5000 unit subkutan setiap 8 jam. Untuk lini kedua pilihannya adalah enoxaparin 30 mg subkutan setiap 24 jam.1
Bila terdapat kontraindikasi pemberian farmakologi profilaksis, maka dapat diberikan mekanikal thromboprophylaxis dengan menggunakan Graduated Compression Stocking (GCS) atau Intermittent Pneumatic Compression (IPC). 1,3
Daftar Pustaka
- Hutajulu SVR. Thromboembolism Prophylactic. Dalam : Pangalila FJP, Mansjoer A, editor: Penatalaksanaan Sepsis dan Syok Sepsis, Optimalisasi FASTHUGSBID. Jakarta. Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI). 2017.
- Kurnianda J, Darmawan B, Djamaludin N, Setiawan B, Suharti C. Profilaksis Tromboemboli Vena Pada Medik. Dalam : Tambunan KL, Suharti C, Sukrisman L, Fadjari TH, Setiawan B, editor. Panduan Nasional Tromboemboli Vena. Jakarta. Perhimopunan Trombsosis dan Hemostasis Indonesia. 2018.
- Rhodes A, Evans LE, Alhazzani W, Levy MM, Antonelli M, Ferrer R, Kumar A, et al. Surviving sepsis campaign: International guidelines for management of sepsis and septic shock 2016. CCM Journal. 2017. 45(3).