Penyakit Ginjal Kronik dan Indikasi Hemodialisis
Penyakit Ginjal Kronik dan Indikasi Hemodialisis
Penyakit ginjal kronik (PGK) saat ini sudah menjadi epidemi global dan prevalensinya sangat meningkat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Sebagian besar pasien PGK mengalami kematian akibat komplikasi kardiovaskuler. Saat ini, diperkirakan terdapat 100.000 pasien yang memerlukan pengobatan pengganti ginjal di Indonesia. Hal ini merupakan masalah besar mengingat tingginya risiko komplikasi, morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler, serta biaya pengobatan yang sangat tinggi.
Hemodialisis (HD) masih merupakan terapi pengganti ginjal utama di samping peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal di sebagian besar negara di dunia. Terdapat lebih dari 2 juta pasien saat ini menjalani HD di seluruh dunia. Kebutuhan akan dialisis yang tinggi menyebabkan pertumbuhan unit dialisis yang cepat di seluruh Indonesia.
Prinsip hemodialisis
Hemodialisis dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengubahan komposis darah oleh larutan lain (cairan dialisat) melalui membran semipermeabel (membran dialisis). Saat ini, terdapat berbagai definisi hemodialisis, tetapi pada prinsipnya hemodialisis adalah suatu proses pemisahan atau penyaringan atau pembersihan darah melalui suatu membran yang semipermeabel yang dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal baik yang kronik maupun akut.
Hemodialisis merupakan gabungan dari proses difusi dan ultrafiltrasi. Indikasi hemodialisis dapat dilihat dari gambar di atas.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi keenam, 2014